880 Ribu Anak Indonesia Berpotensi Buta Aksara

880 Ribu Anak Indonesia Berpotensi Buta Aksara

Direktur Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional, Hamid Muhammad mengatakan, setiap tahunnya sebanyak 880.000 anak di Indonesia berpotensi untuk menambah angka buta aksara. "Jumlah tersebut diperkirakan berasal dari anak-anak di daerah terpencil sekitar 300.000 orang dan 580.000 orang anak sekolah dasar putus sekolah," katanya di Medan, Kamis, disela kegiatan Semi Loka Karya Pendidikan Masyarakat Terintegritas Dengan Aksara Perdamaian.

Menurut dia, sumber dan potensi buta aksara hingga saat ini belum bisa diselesaikan termasuk anak usia sekolah yang belum pernah mendapatkan pelayanan pendidikan seperti anak jalanan, anak- anak di daerah terpencil. Selain itu, lanjutnya, jumlah anak SD yang Drop Out (DO) di kelas 1-3 jumlahnya juga sangat besar mencapai 1,7 persen dari 1,29 juta siswa kelas 1-3 SD atau sekitar 580.000 anak.

Untuk mengatasi itu, pihaknya memiliki program agar anak-anak yang DO itu ditarik kembali untuk sekolah atau dimasukkan dalam program kesetaraan. "Setiap tahun 880.000 anak Indonesia berpotensi buta aksara, jumlah ini belum termasuk angka buta aksara yang ada saat ini. Jika sumber buta aksara ini tidak bisa diselesaikan maka sampai kapanpun Indonesia tidak akan pernah lepas dari buta aksara," katanya.

Ia mengatakan, angka buta aksara yang ada saat ini di Indonesia mencapai 8,4 juta. Sebanyak 5,46 persen jiwa diantaranya adalah perempuan dengan usia rata-rata diatas 40 tahun. Dewasa ini, Sumatera merupakan salah satu daerah yang cukup berhasil dalam mengentaskan buta aksara yang saat ini berada dibawah 5 persen dari jumlah buta aksara di Indonesia atau dibawah 420.000 orang. "Intinya untuk mengurangi jumlah buta aksara tersebut dibutuhkan kerja sama semua pihak, bukan hanya pemerintah tetapi juga pihak swasta sangat diharapkan peran sertanya," katanya. ( sumber : di sini)